Bagai gagak putih,
Kehadirannya tak disukai gagak gagak hitam. Namanya Tira. Ia
menjadi wanita paling tidak disukai oleh sebagian, beberapa perempuan yang
laki-lakinya telah mengenal Tira.
celaan paling hina pernah ia dengar dengan kuping polos dan
otak kosong.
“dasar perek!” seorang tante memakinya melalui telepon. Tira
Cuma bisa mengap-mengap tak mengerti. Tapi merasakan sakitnya.
Itu adalah kali pertama seseorang membencinya karena
laki-laki.
Waktu berjalan mengendap,
hingga Tira mengenal banyak macam dari makhluk bernama
laki-laki.
Yang kemudian ia ingat sebuah pesan di inbox facebook
menghampirinya
Tercatat dua minggu lalu salah satu gagak hitam berkeluh
kesah padanya
Melabelinya perempuan paling buruk sedunia
Menginginkan Tira lenyap dari muka bumi.
Enyah bersama rasa yang lelaki itu punya bersama Tira.
Tira mulai bertanya pada otaknya jauh ke dalam hatinya
“Apa salahku?”
Dunia penuh kebebasan ini ternyata belum siap menerima apa
adanya dirinya.
Yang katanya merdeka, yang katanya terserah,
Hak asasi pula di ikrarkan
Tapi Tira tersingkirkan.
Makhluk seperti Tira, yang hidup menghembus bersama angin
menguat bagai akar
ternyata dunia belum sanggup hidup harmonis bersama Tira.
Tira banyak mengenal hidup dari mereka, laki-laki.
Pembual yang diidolakan.
Sebagai perempuan Tira pun melayang dengan janji yang tak
ditepati,
Terbuai harapan yang terlempar,
Mengayun bersama alunan rayuan, mereka laki-laki.
Tapi Tira banyak belajar, mengambil hikmah,
Menjadi lebih bijak.
Tira, kau sudah lihat bahwa lelaki banyak brengsek.
Maka pilihlah yang tidak, pasti ada.
No comments:
Post a Comment