Sunday, March 24, 2013

Apa Bagaimana


Find your light
Don’t hide from what you are
And rise before you fall
And hope for something more
Live if you really want to

All my life I’ve been looking for something amazing
It’s almost like I’ve been stargazing
The sky is right above me

We were meant for something bigger than this
Don’t ever try to dismiss yourself cause you don’t have to


All my life my dreams just seemed so far away
And now it’s like they’re here to stay
I hold it close to me

~ live your life - yuna ~


Sepertinya yuna sangat tahu aku dibanding diriku sendiri. Anggap saja begitu. Di lagunya dia seakan mengingatkanku akan hidup yang harus kuhidupi. Aku sedang dalam krisis mental, kehilangan motivasi akan apa yang sedang kuhadapi akan kulakukan dan pencapaian yang harus aku raih. Ini bukan masalah bagaimana aku menyelesaikan pekerjaan yang tidak aku sukai, bukan tentang tanggung jawab yang aku emban sebagai pegawai, bukan soal tahan mental akan apa yang sedang aku hadapi, bukan pilihan yang harus aku tentukan dan jalani. Ini tentang apa yang harus aku cari, dan temukan secepat mungkin. Dan jika kalian terus memaksa, terus menjejali dengan semua motivasi tentang bagaimana seharusnya hidup terlihat dimata dunia tentang permukaan yang mulus cantik meski didalam rusak dan kusut, aku muak. Aku akan terus tersesat dalam lingkaran nasihat basi tentang bagaimana aku harusnya hidup. Sementara bukan itu yang sedang kucari. 

Aku yakin, setelah ku temukan apa maka bagaimana akan kuhadapi dalam segala bentuknya. Ini seperti sailormoon yang dengan kekuatan bulannya, akan menghukum segala kejahatan yang ia hadapi. 

Kekuatan apa yang harusnya aku miliki untuk dapat menghadapi hidupku. Yuna bilang aku harus menemukan cahaya, tapi hingga kini aku masih bingung cahaya dalam bentuk apa. Mereka bilang aku hanya butuh seseorang, butuh menikah, find my partner to live the life that we’re living together. Tapi jika aku belum menemukannya, itu berarti aku harus terus hidup seperti korban dementor di azkaban. Terpenjara tanpa harapan untuk berbahagia, tanpa kenangan indah. Is it me? Is it right to live like a victim of dementor?. hal pertama yang aku yakini saat mama pergi adalah karena ia lelah berharap, hingga hilang asa. Bukan, bukan karena paru-parunya penuh dengan cairan, bukan karena tensi darahnya yang terlampau tinggi, bukan karena kerja jantungnya yang melemah hingga akhirnya tak bertedak, tapi menurutku mama adalah tentang harapannya. Yang kian hari menipis, hanya ada masalah menumpuk, dan pikiran-pikiran bergulung. Ia menyimpannya sendiri, ia bergelut dengan bebannya dalam dunia yang tak tersentuh. Maka ia rapuh, ia jatuh dalam pusaran yang ia buat sendiri. Dan menghilang.

Aku menyimpulkan bahwa mama adalah tentang kehilangan harapan. Harapan akan kesuksesan anak-anaknya. Tapi seseorang menyadarkan ku bahwa aku tak pernah tahu apa yang ia rasakan sebelum pergi, aku tak pernah tahu bahwa mama mungkin pergi dengan senyum, bahwa waktunya telah cukup untuk membuat anak-anaknya bangkit dan menjadi kuat dengan cara mereka masing-masing. Dan aku ikhlas ia pergi, sungguh tak adil jika ia terus hidup dan menumpuk beban yang kami buat untuknya. Yang sendiri tanpa bapa. 

Berbeda dengan bapa, aku merasa bapa adalah orang terkuat yang pernah aku temui. Ia sungguh ingin hidup, ingin bertahan demi hidupnya. Bapa sungguh tak peduli tentang tubuh lumpuhnya, ia terus menghadapi semua dengan cara yang sering kami tak sukai. Kami benci, kami tersakiti. Tapi ia adalah sumber kekuatan yang kami miliki, mama dan anak-anaknya menyerap semua apa yang ia miliki. Bapa melindungi kami dengan cara mustahil nan ajaib. hingga tuhan memutuskan untuk mengambil bapa dari kami, mama terpukul hebat.

Setelah dua kekuatan, cahaya, raga yang menghilang dalam hidupku aku mencari ketiganya melalui orang lain. Sosok yang selama ini aku pendam sayang untuknya. Tapi ternyata ia juga pergi, cinta pertamaku. Hatinya telah memilih dan dipilih untuk dan oleh hati yang lain.
Kini, apa itu apa, dan bagaimana yang kalian berikan hanya akan memantul tak bisa kuserap sebelum kutemukan apa.