Thursday, December 17, 2015

KE.ep FO.cus




Kepo is care is no longer acceptable

Kini, saat segala sesuatu terlihat instan kita kadang mudah terseret jauuuuuuuuuh secepat kilat, tapi butuh waktu yang lama untuk bisa kembali. Yup, media sosial menjadi sangat mengerikan bagi jiwa yang rapuh dan semacam tantangan bagi mereka yang tangguh. 

Focus, and keep on the track jadi semacam kata kunci agar kita tak tersesat saat melesat.

Kepo is a nitemare,
Kepo is contagious!


Sunday, December 13, 2015

PAN (2015) Review



Tiger Lily: “Where are you going?”
James Hook: “Home. You know, where i come from”
Tiger Lily: “Home is not way you come from but way you make it”
James Hook: “So, help me do that”

Kalau disuruh milih satu dari hampir dua jam dialog demi dialog di film Pan, then i will absolutely choose that one. Because home and family is my magic word. Semacam menekan blind button di hati kamu. Cuma perlu sedikit sentuhan tapi tepat sasaran maka sudut emosi seseorang pasti akan segera tergugah. I got the point, selama ini suka ngerasa insecure kalau inget aku udah ga punya rumah untuk merasa kembali pulang. Pulang di mana hati tenang karena selain terlindungi secara fisik tapi juga psikis. Di mana ada orang-orang yang kita cinta dan mencintai kita menyambut dengan hangat dan penuh tulus. 

Seperti yang Tiger Lily bilang home itu bukan dicari, tapi diciptakan. Tsah~
Jadi, gak perlu nangis buat rumah yang udah gak ada karena kehilangan orangtua. Tapi aku musti mulai membangun rumahku sendiri di sini, di mana pun aku berada. Bersama dia. Yuhuuu
Ngobrolin Pan sebagai sebuah film, aku seneng banget diajak kenalan lagi sama tokoh-tokoh di dongeng Peter Pan dengan cara yang fresh. Jujur aku gak hapal banget sih Peter Pan tuh siapa dan bagaimana. Tapi dengan nonton film ini yang ngegambarin lagi soal Neverland, Kapten Hook, Jolly Roger, dan Thinkerbell, tuh, jadi semacam nostalgia yang menyenangkan. 

Suka banget cara mereka menggambarkan Neverland yang bagai negeri di khayangan. Penuh gelembung-gelembung air berisi hewan laut, Pan yang mengapung sana sini, tapi gak lama yang bisa kita lihat hanya daerah pertambangan dan manusia-manusia budak Blackbeard. And i love Rooney Mara! Kakak cantik ini tambah cantik deh dengan pakaian native princess dan make up yang menonjolkan matanya yang indah. Cocok banget Tiger Lily diperankan Rooney. No regret!

found on Google


Walaupuuuun, aku baru tahu belakangan ternyata banyak pertentangan why Rooney Mara white europe act as native american princess? No comment about racism. 

found on Pinterest


Selain Tiger Lily, ada  yang gak kalah cantik, siapa lagi kalo bukan Cara Delevigne sebagai mermaid. Walo tampil dalam hitungan menit tapi puas lah yaaa ....

Blackbeard juga dengan apik diperankan oleh Hugh Jackman. Yang penampilan awalnya rada menggelitik karena kostum dan make up yang campuran antara geisha dan ballerina. Wkwk

Kalo yang suka lagu-lagu Nirvana sama Ramones, get ready to be surprised!

In the end, ada banyak hal lain yang perlu dimakanai selain tentang home. Seperti keberanian dan kekuatan harapan yang ditunjukan Pan demi bertemu ibunya. Film yang cocok ditonton seluruh anggota keluarga. It’s actually another fairytale story, but let the kids get some fun!

Welcome to Neverland!

Thursday, December 10, 2015

Food and Family


Two best thing in the world, food and family.
~Review Infinity Challenge episode 441 & 443~

Berawal dari ketidaksengajaan nonton Infinity Challenge episode special delivery. Aku dibikin nangis bertubi-tubi. Gak nyangka bakal dapet serangan emosional sehebat itu. Karena basicly Infinity Challenge adalah program TV Korea yg fun dan menghibur, bukan spesialis acara sedih-sedihan. 

“The best gift you can give to someone is a warm dinner, in order to share it we now begin Infinity Challenge of delivery. To celebrate 70th anniversary of national liberation day”





Di episode spesial ini setiap member harus menjadi pengantar makanan dari pengirim surat di Korea Selatan (yang terpilih) ke sanak keluarga mereka yang terpisah jarak di luar benua. Melalui proses seleksi akhirnya keluar hasil; Jaesuk ke Atlanta,U.S., Joon Ha ke Afrika, Myung So ke Chile. Perjalanan udara yang mereka lewati gak main-main, semua berkisar antara 17-40 jam. Berkali-kali ganti pesawat, dan saat mendarat gak ada waktu untuk istirahat atau merasa jet lag karena musti langsung eksekusi ke alamat tujuan.

Pertama kali melihat Jae Suk sebagai MC kawakan dibuat kikuk dan kesulitan membawakan acara karena masalah bahasa. Jae Suk  diutus ke Atlanta untuk bertemu Mrs. Seon Yong yang sudah dari bayi diadopsi keluarga Amerika. Mrs. Seon Yong sama sekali tidak bisa berbahasa korea. Jadi selama program berlangsung mereka memakai jasa interpreter.

Jaesuk sukses membawa makanan dari Korea ke Amerika untuk Seon Yong meski sempat khawatir box makanannya hilang entah ke mana karena dikirim dengan pesawat berbeda. Yang membuat adegan menjadi haru biru adalah saat Seon Yong dipertemukan dengan keluarganya, Ayah, Ibu, dan Kakak perempuan biologisnya di Amerika. 

saat Jaesuk bertanya pada Seon Yong (in  korean):
“I wonder if you ever felt angry toward ur parent when you were young?”

Seon Yong menjawab (in english):
“No, I mean always grew up knowing that i was adopted... from that time i met my family i didn’t feel bad, they’re so wonderful, they’re so loving. How could you not love them back? I don’t feel any hatred.”

Teary eyes T_T

Dan makin berlinangan waktu foster father Seon Yong datang jauh-jauh dari Michigan ke Atlanta walo ga sjauh dari Seoul. Ayah angkat Seon Yong surprisingly looks so nice, and warm. Sebelum dia ngomong apa-apa pun kita udah bisa lihat kebaikan dari matanya. Bayangin aja ngeliat Hagrid, Dumbledore atau Gandalf. Tinggi, besar, dan penuh cinta kasih. And he’s also a huggy person!

In the end ... Seon Yong said:
“It almost seem like a dream, the biggest surprise of my entire life. This was kind of that missing piece, to have everyone sit down in the same room and just meet each other. It just seems like a dream come true because my family from Korea could be here in the States.”

Kita yang nonton jadi ikut terbawa emosi dan membayangkan keluarga masing-masing. Teringat mereka yang terpisah jauh, atau hanya berjarak beberapa langkah dan mulai menghitung mundur berapa lama kita, kalian, bisa bersama. 

Mungkin sekitar tahun 2010 terakhir kali aku berkumpul dengan seluruh anggota keluargaku. Momen apa lagi slain lebaran yang bisa mengumpulkan semuanya? Maka bersyukurlah buat yang sampe sekarang masih bisa kumpul  keluarga sambil berbagi cerita dan makanan hangat.

Seon Yong (tengah), Ayah & Ibu biologis (kanan), Ayah angkat & suami (kiri)
dan putranya (bawah)