Thursday, May 31, 2012

It’s Kind of a Funny Story

It’s Kind of a Funny Story, tuhh.... 

Aku pikir ini film yang bisa bikin ketawa tapi garing. 
I mean... just look to the title of it. Mana ada film lucu yang ngaku lucu, sama kaya maling ngaku maling. Kan jadinya kaya pahlawan kesiangan sebenernya aku kurang suka pake istilah itu. It’s way better if i call.... okay i have no idea. Skip it. Tapi ternyata aku nemu banyak kejutan kecil tentang kehidupan di dalamnya.

It’s Kind of a Funny Story reminded me of two difference kind of movie i’ve wacthed. The Confessions (Japan) and Art Getting By (US). The messages i think seems alike, but the way it delivered was more fun.  About the teens surrounded by all their complicated problems, but however it took, they should to respect their lives, still.
The last part i think it’s kind of a cool part. When craig said:

But the difference between today and last Saturday
Is that for the first time in awhile, i can look forward to the things i want to do in my life
_ _ _ _
Bike, eat, drink, talk,
Ride the subway, read,
hug my mom, kiss my little sister, kiss my dad
have a party, tell people my story
_ _ _ _
Breath
Live.

Yeah LIVE to be ALIVE like BigBang, hehe

And about more little surprises i’ve told, there was Zach Galifianakis orang-paling-menyebalkan- sedunia-dilayar-kaca,  how can i call it in english? Gimana nggak kalo udah nonton Hungover pasti tahu gimana rasanya kaki kita gemes pengen give a kick to his ass. Atau di Due Date dimana The cool guy ever, the handsome one, Robert Downey dia bikin sial most of time. Huft. Tapi disini.. di film iniii... he’s totally looks differ!.

Yang paling wowing tuh scene mutering lagu arab mesir timur tengah gimanaaaa gitu. Ahahaha, terus mereka semua pada joget dugem. Bisa bayangin? Orang-orang bule, muter lagu urdu terus joget-joget?.
Anyway, menurut aku film ini juga ngasi gambaran tentang gak boleh rasis, rasis is old fashion. When Craig like Nia, and He’ve tried to help Muqtada.
Tapi tetep aja aku lebih suka Lee Seung Gi jalan sama Emma Roberts daripada sama Jessica Sanchez. Lho??!

Then, hal menarik lainnya aku cuma mau tanya sama Pak Presiden: “Kapan di Indonesia ada tempat seperti 3 North?”

Ada bosennya juga sii nonton film ini, tapi most of all it’s fun!





Wednesday, May 23, 2012

Swinging with KOC

I like this lyric. I can feel sincere in it. And this circumstance looks so fun an normal for me. Make me flying into a world there only me and my crush, then i'd rather dance than talk with him. Smile, when listen to it and staring down to the video J





KOC- I'd Rather Dance With You 

I'd rather dance with you than talk with you 
So why don't we just move into the other room 
There's space for us to shake, and hey, I like this tune 

Even if I could hear what you said 
I doubt my reply would be interesting for you to hear 
Because I haven't read a single book all year
And the only film I saw, I didn't like it at all 

I'd rather dance, I'd rather dance than talk with you 
I'd rather dance, I'd rather dance than talk with you 
I'd rather dance, I'd rather dance than talk with you 

The music's too loud and the noise from the crowd 
Increases the chance of misinterpretation 
So let your hips do the talking 
I'll make you laugh by acting like the guy who sings 
And you'll make me smile by really getting into the swing 
Getting into the swing, getting into the swing 
Getting into the swing, getting into the swing 
Getting into the swing, getting into the swing 
Getting into the swing, getting into the swing... 

(Getting to the swing...)
I'd rather dance, I'd rather dance than talk with you 
I'd rather dance, I'd rather dance than talk with you 
I'd rather dance, I'd rather dance than talk with you 
I'd rather dance, I'd rather dance than talk with you 
I'd rather dance with you 
I'd rather dance with you 
I'd rather dance with you 


Thursday, May 17, 2012

Apple & Blackberry

“Life was much easier when apple and blackberry were just fruits”, yeah, quote or whatever you named it- ini bikin aku ketawa seenggaknya nyengir sendiri waktu baca pertama kali di timeline Twitter. Sampe aku retweet lanjut favorited. Kedua kali aku baca di bukunya fitrop aku juga nyengir, but end up with sad this time. Hell, yeah.. aku mengamini. I do admit it. Kalo aku masih setia sama hape nokia 6070 dari kelas 2 SMA sampe sekarang aku kuliah tingkat akhir. It sucks!.

Komentar Raditya Dika untuk salah satu comic di Standup Comedy 2 kompas TV minggu kemaren, touchy banget. Waktu si comic gagal mengeksekusi bahan yang dia punya, karena sakit dan blablabla alesan personal lainnya, Radit bilang yang harusnya dia lakukan adalah mengamini itu dan jadikan kondisi dia saat itu sebagai bahan yang bisa at least dia ceritakan tanpa beban walo gak bikin ketawa ngakak sampe salto. Well, yang nempel di otak aku dari komennya Radit sebenernya cuma kata “mengamini”  lainnya aku lupa. Dan itulah alesan aku ingin mengamini kondisi hape aku saat ini. Cal Lightman juga pernah bilang bedanya a boy and a man itu kalo a man akan bisa mengakui kondisi terburuk dirinya sendiri, in case dia punya salah. Kalo anak kecil kan pasti gak mau ngaku, berlindung di ketiak emak nya. And then, cowok yg cowok banget tuh bahkan berani bilang “... because i am a coward”.

When people (in common) are talking about pin BB, invite me, atau capture some pictures then post it to Facebook via instagram, update status via Twitter for android, unfortunately i am still with my 6070 yang dengan gampang aku lempar sana sini kalo udah bales sms ato nerima telpon. Setelah lebih kurang lima tahun (waw aku ikutan kaget) dihitung-hitung, literally masa aktif aku dan hape ku menjalin hubungan pertelekomunikasian bersama, sering banget lontaran-lontaran pertanyaan atau cuma becandaan dan mungkin rasa penasaran dari temen-temen tentang kenapa aku bisa setia banget sama this cheesy cellphone?! bikin aku gatel kuping, panas tenggorokan, susah nelen, napas berat dengernya (kok jadi kaya gejala rabies yah?). Kalo aja aku bisa instantly or spontantly jawab pertanyaan or pernyataan kalian (hi teman-teman baikku) kaya dialog dibawah ini:

“Kenapa sih lih, kamu gak ganti hape?” gak punya duit buat ganti. Titik. End of story!.
“Kamu gak ada niatan ganti hape lih?” helooowww, menurut loooooo???!!!
“Duh,, masih setia yah” *lirik my lovey dovey hape* iya niiih, mau bantu aku cariin selingkuhan??? *lirik iPhone dia*

Ada juga dialog yang #jleb banget:
Aku lupa cerita lengkapnya, tiba-tiba once upon a time aku bilang “aku jarang maenin hape, kalo butuh aja megang hape. Abis itu ya udah aku gak musti deket-deket hape dimanapun” terus lawan ngobrol aku dengan #jleb nya menanggapi “iyalah, orang hape kamu gak bisa buat ‘maen’!”. it means hape aku tuh nothing. Kalo mau puas.
Atau waktu aku telponan sama temen dan damn it, aku nyesel ceritain tentang temen aku yang lain yang baru aja punya BB. Ketebak lah temen aku ditelpon langsung nyeletuk “Hoya? Bagus lah dia uda BB an. Sementara kamu masih setia lil?” okey, for the God sake, puh lease...aku jadi kangen dementor T_T

Seriously, masalah perhapean ini ganggu ketentraman hidup aku banget. Bayangin aja kalo di angkot, yang kita dipaksa duduk berendengan atau berhadap-hadapan dengan orang-orang yang gak kita kenal, terus buat ngebunuh waktu apa lagi yang bisa kita lakukan di abad 20 ini selain maenin gadget?. Dan situasi kaya gini, bikin aku mati gaya. Banget!. Tapi aku juga males banget kalo musti sneaking into my bag just for open a coming text. Buat apa coba ngerasa malu atas apa yang kita punya? Atas apa adanya diri kita?

Minder pasti ada, pas hape aku dihadapkan dengan lingkungan yang udah kaya show room branded newest smartphone. gak ada senjata lain yang bisa aku pake selain hid it. Daripada di bully sama hape-hape lain, mending keep it safety kan. Aku cuma gak mau menyakiti perasaan hape aku lohhh. Kasian dia kalo harus menerima kenyataan bahwa dia punya banyak banget kekurangan di banding hape lain. Lagi pula ada apa sih dengan Indonesia? Kenapa semua orang jadi punya BB gini? Apa ini salah satu program per lima tahunan om tifat: memBBkan Indonesia? Kenapa sih orang-orang suka banget ikut arus? Ikut sesuatu yang mainstream?. Dan kenapa aku gak bisa kaya orang-orang itu?. It's pathetic, lil. L

Aku jadi nyesel gak kepikiran masukin “ganti hape” ke salah satu list resolusi di tahun twenty twelve  ini. Apa mungkin kalau aku mau hidup dengan tenang jauh dari segala masalah perhapean ini aku musti ngikutin jejak si Alexander Supertramp a.k.a Christoper Johnson Mccandless?. Ikutin ideologinya dia, bakar semua uang yang aku punya, hidup di utan kaya Tarzan, dan mati mengenaskan karena makan daun-daun beracun? Harus sesadis itu kah demi menyelamatkan gengsi dan harga diri sebagai manusia abad 20?

Ohhh, hape ku sayang hape ku malang. Bukannya aku gak sayang sama kamu. Kamu udah jadi temen aku selama lima tahun ini, kemanapun aku pergi pasti ada kamu. Kamu sakit aku setia, aku sakit kamu setia. Kita gak pernah terpisahkan. Tapi aku harus tetap minta sama Tuhan, untuk memberikan jalan agar kamu bisa beristirahat dengan tenang disisi-Nya. Dan biarkan aku bertemu teman baru yang hmmm lebih energik dibanding kamu. Aku gak bilang kamu si tua tak berguna lohh.. aku cuma pengen kamu rehat. Kasihan kamu. Saking sayangnya aku sama kamu. J

Tuhan,,, terima kasih Engkau masih memberikan aku kekuatan untuk menjadi diriku sendiri, diriku yang apa adanya selama lima tahun ini. Engkau maha tahu yang terbaik untuk ku. And no matter what they said. Aku bersyukur, Tuhan....

Tuhan ngerti kan maksud aku? *wink



nb: ini potonya gak tematik banget tapi biar lagi pengen narsis pake poto baru *nyengir kyut



Wednesday, May 9, 2012

Early May May

Mei mei mei, udah bulan mei lagi tahun ini. Tepat tanggal 1 mei kemarin, aku sakit. Sakit apa? Pasti orang tanya itu tiap dengar aku sakit. Entahlah, yang pasti bikin aku gak bisa apa-apa, gak bisa kemana-mana. Di kamar toh. Dari selasa-minggu. Sakit itu musibah apa berkah?, kenapa Tuhan kasih aku sakit pas tanggal 1 Mei? Mungkin emang harusnya itu jadi minggu liburan aku. Liburan? Tiap hari juga selama aku udah gak kuliah di kelas udah berasa liburan. Positifnya mungkin Tuhan pengen aku liburan selayaknya liburan, ke luar kota, ke Malang kota yg udah lama aku pengen kunjungi, kota Apel, Gunung Bromo, bla-bla-bla liburan seperti itu.

Anggep aja seminggu kemaren liburan aku, banyak repotin orang, banyak dikasih perhatian orang. Dari sakit yang gak bisa apa-apa itu kita bakal sadar bahwa kita gak bisa hidup sendiri. Dari sakit yang gak bisa kemana-mana itu kita bisa nilai teman-teman macam apa yang kita punya satu-persatu. Ada yang rajin nengok, rajin bawa makanan, rajin ingetin makan. Ada yang gak rajin, tapi sekalinya perhatian udah kaya ibu di rumah. Maksa makan, maksa minum obat, ngompres demam, beresin kamar, ada temen biasa yang cuma dateng bilang GWS terus pulang, ada tetangga kamar yang gak perhatian tapi diem-diem nyuciin bekas makan di dapur. ada temen selewat yg ingetnya juga selewat gak ada efek kena sakit aku.

Dan yang satu ini entah teman macam apa dia, dengan judul besar MENJENGUK TEMAN SAKIT dia dateng. Awalnya aku sambut hangat, aku sapa ramah tamah. Sampe detik itu datang, lirikan itu tak terelak. Mata aku dan jam tangan di tangan kirinya berpandangan, BYARRRR!!!. Ilang semua fokus aku, gak tahu musti ngomong apa lagi. Tulisan Ripcurl biru yang masih mengkilat bagai mata elang. Cermin di jam tangan yang masih memantul-mantulkan bayangan disekelilingnya, jam itu jam tangan yang aku umumkan ilang ternyata kembali depan mata aku tapi gak bisa aku ambil. Bercak nya masih sama disana, di titik itu, tapi tangan yang make udah beda bukan tangan aku.
Bye, aku udah gak bisa make kamu lagi.
Maaf, aku gak bisa pertahanin kamu lebih lama di tangan aku. Salah aku ceroboh, salah aku. L


Sekarang aku udah sembuh. Udah bisa apa-apa lagi, bisa kemana-mana lagi.
Terima kasih Tuhan sudah memberiku pelajaran berharga selama aku sakit kemarin J.