Sepuluh tahun lalu, siapa pun bahkan diriku sendiri tidak pernah menyangka di usia 30 tahun namaku tercatat di akta notaris sebagai komisaris sebuah PT yang ternyata terasa biasa saja. Bukan hal mentereng dan patut dibanggakan :P Bahkan gelar sarjanamu tak dianggap penting untuk bisa sampai ikut mengiringi nama lengkap.
Kagetnya lagi, aku dan suami (yang menjabat sbg direktur) di bulan ke-6 PT berjalan kami memutuskan untuk pamit. Mengundurkan diri dari PT. Lalu putar haluan buat CV, haha. Memang seperti main-main.
Sampai akhirnya aku menyadari bahwa 3 tahun ini adalah proses pendewasaan. Ditandai dengan menumpuknya keputusan-keputusan yang berefek panjang dan dalam meski hanya diambil tanpa pikiran matang.
Semakin kita dewasa, semakin sering kita (meski tak mau tapi tetap) menyakiti perasaan orang lain. Pertanyaannya bukan lagi bagaimana kita meminta maaf tapi bagaimana kita berdamai dengan setiap keputusan yang telah dan akan kita ambil sebagai manusia dewasa.
Ingat bagaimana kita kecil akan berlindung dari orang dewasa atas pilihan-pilihan yang kita buat?
Tapi tidak saat kita besar.
Tapi tidak saat kita besar.
No comments:
Post a Comment