Thursday, December 10, 2015

Food and Family


Two best thing in the world, food and family.
~Review Infinity Challenge episode 441 & 443~

Berawal dari ketidaksengajaan nonton Infinity Challenge episode special delivery. Aku dibikin nangis bertubi-tubi. Gak nyangka bakal dapet serangan emosional sehebat itu. Karena basicly Infinity Challenge adalah program TV Korea yg fun dan menghibur, bukan spesialis acara sedih-sedihan. 

“The best gift you can give to someone is a warm dinner, in order to share it we now begin Infinity Challenge of delivery. To celebrate 70th anniversary of national liberation day”





Di episode spesial ini setiap member harus menjadi pengantar makanan dari pengirim surat di Korea Selatan (yang terpilih) ke sanak keluarga mereka yang terpisah jarak di luar benua. Melalui proses seleksi akhirnya keluar hasil; Jaesuk ke Atlanta,U.S., Joon Ha ke Afrika, Myung So ke Chile. Perjalanan udara yang mereka lewati gak main-main, semua berkisar antara 17-40 jam. Berkali-kali ganti pesawat, dan saat mendarat gak ada waktu untuk istirahat atau merasa jet lag karena musti langsung eksekusi ke alamat tujuan.

Pertama kali melihat Jae Suk sebagai MC kawakan dibuat kikuk dan kesulitan membawakan acara karena masalah bahasa. Jae Suk  diutus ke Atlanta untuk bertemu Mrs. Seon Yong yang sudah dari bayi diadopsi keluarga Amerika. Mrs. Seon Yong sama sekali tidak bisa berbahasa korea. Jadi selama program berlangsung mereka memakai jasa interpreter.

Jaesuk sukses membawa makanan dari Korea ke Amerika untuk Seon Yong meski sempat khawatir box makanannya hilang entah ke mana karena dikirim dengan pesawat berbeda. Yang membuat adegan menjadi haru biru adalah saat Seon Yong dipertemukan dengan keluarganya, Ayah, Ibu, dan Kakak perempuan biologisnya di Amerika. 

saat Jaesuk bertanya pada Seon Yong (in  korean):
“I wonder if you ever felt angry toward ur parent when you were young?”

Seon Yong menjawab (in english):
“No, I mean always grew up knowing that i was adopted... from that time i met my family i didn’t feel bad, they’re so wonderful, they’re so loving. How could you not love them back? I don’t feel any hatred.”

Teary eyes T_T

Dan makin berlinangan waktu foster father Seon Yong datang jauh-jauh dari Michigan ke Atlanta walo ga sjauh dari Seoul. Ayah angkat Seon Yong surprisingly looks so nice, and warm. Sebelum dia ngomong apa-apa pun kita udah bisa lihat kebaikan dari matanya. Bayangin aja ngeliat Hagrid, Dumbledore atau Gandalf. Tinggi, besar, dan penuh cinta kasih. And he’s also a huggy person!

In the end ... Seon Yong said:
“It almost seem like a dream, the biggest surprise of my entire life. This was kind of that missing piece, to have everyone sit down in the same room and just meet each other. It just seems like a dream come true because my family from Korea could be here in the States.”

Kita yang nonton jadi ikut terbawa emosi dan membayangkan keluarga masing-masing. Teringat mereka yang terpisah jauh, atau hanya berjarak beberapa langkah dan mulai menghitung mundur berapa lama kita, kalian, bisa bersama. 

Mungkin sekitar tahun 2010 terakhir kali aku berkumpul dengan seluruh anggota keluargaku. Momen apa lagi slain lebaran yang bisa mengumpulkan semuanya? Maka bersyukurlah buat yang sampe sekarang masih bisa kumpul  keluarga sambil berbagi cerita dan makanan hangat.

Seon Yong (tengah), Ayah & Ibu biologis (kanan), Ayah angkat & suami (kiri)
dan putranya (bawah)

























































































No comments:

Post a Comment