Tuesday, December 16, 2014

I Enjoy My Self As A Villain



“Lu jutek banget tau, Lih”
“Muka lu biasa aja, dong!”
“Jangan belagu, lu!”
“Si Mawar takut tau Lih sama lu”

Hahaha … semenyeramkan itu kah aku?

Sejauh yang bisa aku ingat, komen-komen serupa ga terlalu banyak bergaung pas zaman kuliah. Tapi, pas kerja jadi sering banget denger dari orang-orang sekitar. Jujur, aku sama sekali gak keganggu. Toh, yang ngomong temen-temen deket yang tau aku kaya gimana. Dan mereka sama sekali ga ada masalah. Karena aku juga tahu kapan aku bisa jadi diri aku sendiri dan kapan musti sedikit jaga sikap (baca: acting). But I bet, my trully friends would know at glance when am being fake. 

Asertif. Satu kata itu yang mulai aku terapkan sejak hmmm sejak kapan yah. Sejak aku merasa cukup dewasa untuk menentukan hidup seperti apa yang pengen aku jalani. Makanya, sebisa mungkin aku ga menyesal atas apa yang udah aku pilih. Mungkin, sikap asertif yang dibumbui mood swing adalah cikal bakal larutan villain yang sewaktu-waktu bisa keluar dari dalam diriku

Ada sih, beberapa orang yang jadinya salah persepsi dan malah bikin image aku jelek depan mereka. Tapi aku gak mau ambil pusing. Aku juga gak lantas jadi penjilat. Selama aku bisa buktiin that I way better than what they think. 

Oia, sejak menjauhi sinetron dan tetep nonton k-drama sama j-dorama I’ve been developing my personality. Terkesan gak nasionalis ya? Mau gimana lagi, coba aja nonton sinetron sana. *evil smile*

Intinya sih dengan banyak nonton dan baca, melek sama dunia, aku menemukan fakta (tersadarkan) bahwa manusia tuh gak akan jahat abis-abisan kaya Mischa di Cinta Fitri, selalu menyebalkan kaya Bawang Putih, baik dan terlihat lemah kaya Lala di Bidadari. Manusia tuh gak dua dimensi, men. Gabisa disamain sama gambar nobita di komik. Lu musti nonton Stand by Me  3D! eaaaaa. Abaikan.

Aku pernah denger kata-kata seorang teman, kalau udah sarjana tuh lihat segala sesuatu musti kaya toga! Pentagonal. Dari banyak sisi gitu, jangan maen judge dan benci sama satu hal ampe gak mau melihat dengan sudut pandang lain. Open minded. 

Kalau kamu memang someah kaya jargon orang Bandung, ya someah lah setulus yang kamu bisa. Tapi, kalau kamu mulai lelah dan ingin menolak berkata “ya”, then say  “no” sejujur yang kamu bisa. Kamu gak bisa terus-terusan bohongin diri kamu sendiri for who you really are.  

Well, if i have an option as a villain.
I choose (Wreck it) Ralph and Malaficent as a role model.  *smirk*

No comments:

Post a Comment