Two best thing in the world, food and family.
~Review Infinity Challenge episode 441 & 443~
Berawal dari ketidaksengajaan nonton Infinity Challenge
episode special delivery. Aku dibikin nangis bertubi-tubi. Gak nyangka bakal
dapet serangan emosional sehebat itu. Karena basicly Infinity Challenge adalah
program TV Korea yg fun dan menghibur, bukan spesialis acara sedih-sedihan.
“The best gift you can give to someone is a
warm dinner, in order to share it we now begin Infinity Challenge of delivery.
To celebrate 70th anniversary of national liberation day”
Di episode spesial ini setiap member
harus menjadi pengantar makanan dari pengirim surat di Korea Selatan (yang
terpilih) ke sanak keluarga mereka yang terpisah jarak di luar benua. Melalui
proses seleksi akhirnya keluar hasil; Jaesuk ke Atlanta,U.S., Joon Ha ke
Afrika, Myung So ke Chile. Perjalanan udara yang mereka lewati gak main-main,
semua berkisar antara 17-40 jam. Berkali-kali ganti pesawat, dan saat mendarat
gak ada waktu untuk istirahat atau merasa jet lag karena musti langsung
eksekusi ke alamat tujuan.
Pertama kali melihat Jae Suk sebagai MC
kawakan dibuat kikuk dan kesulitan membawakan acara karena masalah bahasa. Jae
Suk diutus ke Atlanta untuk bertemu Mrs.
Seon Yong yang sudah dari bayi diadopsi keluarga Amerika. Mrs. Seon Yong sama sekali
tidak bisa berbahasa korea. Jadi selama program berlangsung mereka memakai jasa
interpreter.
Jaesuk sukses membawa makanan dari Korea ke
Amerika untuk Seon Yong meski sempat khawatir box makanannya hilang entah ke
mana karena dikirim dengan pesawat berbeda. Yang membuat adegan menjadi haru
biru adalah saat Seon Yong dipertemukan dengan keluarganya, Ayah, Ibu, dan
Kakak perempuan biologisnya di Amerika.
saat Jaesuk bertanya pada Seon Yong (in korean):
“I wonder if you ever felt angry toward ur
parent when you were young?”
Seon Yong menjawab (in english):
“No, I mean always grew up knowing that i was
adopted... from that time i met my family i didn’t feel bad, they’re so
wonderful, they’re so loving. How could you not love them back? I don’t feel
any hatred.”
Teary eyes T_T
Dan makin berlinangan waktu foster father Seon
Yong datang jauh-jauh dari Michigan ke Atlanta walo ga sjauh dari Seoul. Ayah
angkat Seon Yong surprisingly looks so nice, and warm. Sebelum dia ngomong
apa-apa pun kita udah bisa lihat kebaikan dari matanya. Bayangin aja ngeliat
Hagrid, Dumbledore atau Gandalf. Tinggi, besar, dan penuh cinta kasih. And he’s
also a huggy person!
In the end ... Seon Yong said:
“It almost seem like a dream, the biggest
surprise of my entire life. This was kind of that missing piece, to have
everyone sit down in the same room and just meet each other. It just seems like
a dream come true because my family from Korea could be here in the States.”
Kita yang nonton jadi ikut terbawa emosi dan
membayangkan keluarga masing-masing. Teringat mereka yang terpisah jauh, atau
hanya berjarak beberapa langkah dan mulai menghitung mundur berapa lama kita,
kalian, bisa bersama.
Mungkin sekitar tahun 2010 terakhir kali aku
berkumpul dengan seluruh anggota keluargaku. Momen apa lagi slain lebaran yang
bisa mengumpulkan semuanya? Maka bersyukurlah buat yang sampe sekarang masih
bisa kumpul keluarga sambil berbagi
cerita dan makanan hangat.
|
Seon Yong (tengah), Ayah & Ibu biologis (kanan), Ayah angkat & suami (kiri)
dan putranya (bawah) | |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
| |
|