“Learn what is yours, and what is not”
Pasti ada suatu masa disaat kita tidak bisa
berpikir jernih dan merutuki keadaan. Apapun jadi terlihat buram dan
samar-samar. Ingin semua berhenti, hilang.
Bagiku itulah Agustus dua ribu empat belas.
Pengap rasanya seperti memasuki lorong sempit tak berujung.
That time when ...
Semua yang menjadi milik orang lain ingin
kumiliki. Semua yang terlihat bagus untuk orang lain ingin juga melekat bagus
di diriku. Semua pintu yang terbuka untuk mereka, ingin juga kumasuki.
Nyatanya semua hanya teruntuk mereka,
Tanpa aku.
That time when ...
Hatinya harus kuketuk dengan keras, kusentuh
lembut, tapi sesaknya terus membumbung.
Pertanyaan sama selalu muncul. Kenapa kita selalu
tak bisa satu?.
That time when ...
Ia pergi, harapan terakhirku. Nenek
kesayangan.
Orang yang paling aku harapkan hadir di hari
pernikahanku. Setelah mereka pergi.
That time when ...
Their judgement hurts me.
And finally here i am, September was coming.
Allah itu ada. Setelah awan mendung
tersingkap, mentari itu terik.
Kita cuma butuh mengalirkan semua yang
terbendung.
Membebaskan semua yang terkekang.
No comments:
Post a Comment