Pertanyaan langsung menyembul saat membaca bagian awal dari
buku ini “Apakah ini buku pencitraan sebuah perusahaan tambang?”
Saat berperang, penting untuk kita bisa (setidaknya)
menyeimbangkan kekuatan dengan memakai senjata yang setara dengan musuh. Pedang
dengan pedang, senjata dengan senjata, pengetahuan dengan pengetahuan,
begitupun cara menghadapi dominasi media kita harus punya media penyeimbang.
Dan Newmont memilih media yang tepat sekaligus beresiko, yaitu media sosial (yang
akhirnya membuahkan buku Buka-Bukaan Dunia Tambang ini).
Akibat pemberitaan tentang pencemaran Teluk Buyat sekitar
tahun 2002-2012 lalu, Newmont menanggung beban citra negatif yang mustinya
beban itu bisa terbagi antara swasta sebagai pelaku pertambangan dan pemerintah
sebagai pemangku undang-undang.
Tema pertambangan yang terkesan berat dan bapak-bapak banget
atau kurang ngepop istilah anak muda sekarang, memang menjadi tantangan Newmont
sebagai perusahan pertambangan di Indonesia menyebarkan kepedulian dan kepekaan
masyarakat luas terhadap lingkungan dan kondisi pertambangan Indonesia.
Semembosankan melihat berita kriminal di TV kah? Ternyata tidak.
Tambang yang terkesan gersang dan kering itu bisa jadi
tempat wisata yang asyik bagi mereka yang melek media dan haus traveling tergerak untuk mengorek
aktivitas perusahaan tambang di SUMBAWA dan MINAHASA for FREE! Mereka menyebut
rangkaian kegiatan ini dengan Suistanable Mining Bootcamp.
Setiap tulisan yang disajikan di buku Buka-Bukaan Dunia
Tambang ini adalah “oleh-oleh” perjalanan para peserta Suistanable Mining
Bootcamp. Baca judulnya aja udah males apalagi isinya. Begitulah, saya amat
skeptis mengenai dunia tambang. Tapi ternyata banyak hal mengejutkan saat meresapi
16 tulisan peserta bootcamp ini, dengan latar belakang dan usia berbeda, gaya
menulis khas masing-masing, mereka bisa membuat pembaca ikut menyelami dunia
tambang di lokasi-lokasi yang menyimpan banyak keindahan alam Indonesia. Dan
tak sedikit kisah yang membuat kita bertanya akan arti nasionalisme yang selama
ini kita junjung.
Istimewanya buku ini menurut saya adalah tulisan para
peserta yang dirangkum dari pertama kali Newmont Bootcamp diadakan tahun 2012
hingga 2016 (semoga akan terus berjalan
setiap tahun), ditulis dari berbagai point
of view meski masih dalam satu tema, dunia tambang, tidak membatasi kita
untuk menyimak hanya dalam satu gelembung kesan dan ide. Ada 16 gelembung yang
bisa dieksplor dan memantul-mantul di otak kita. Fakta yang disajikan tentu
tidak semua menyenangkan banyak juga yang membuat miris tapi tetap bikin melek
soal lingkungan lingkar tambang tentunya. And that what makes this book super
fun!
Di sisi lain, buku terbitan Pastel Books ini emang serius
transparannya. Saya jadi bisa melihat letupan semangat sebuah perusahaan yang
berjuang melawan monopoli media mainstream
yang selama ini memberikan pemberitaan menyudutkan dan merugikan. Semangat keterbukaan
Newmont yang memberi ruang bagi para blogger
untuk membentuk persepsi mereka sendiri tanpa intervensi perusahaan patut
diapresiasi, karena Newmont adalah satu dari sedikit perusahaan swasta di
Indonesia yang mau transparan akan proses yang berlangsung di dalamnya dan
kemana dana CSR dialokasikan.
Lalu, apakah ini merupakan brain storming untuk akhirnya memuja perusahaan asing dan mendukung pemerintah untuk melenggangkan
segala perjanjian pengerukan alam Indonesia yang dirasa tidak nasionalis?
Sebelum men-judge dan melabeli
negatif terhadap segala hal berbau asing, silakan cari tahu jawabannya dibalik
kisah-kisah para peserta Newmont bootcamp yang meskipun minim dokumentasi
penulis, tapi ditunjang fakta dan data juga sudut pandang yang luas dan
berekor.
https://www.instagram.com/p/BAYq-PFILbh/?taken-by=newmontid |
No comments:
Post a Comment