Dua hal yang baru kusadari sulit dihadapi apalagi direlakan
di penghujung usia dua puluh tahun.
Yang hingga tiga tahun terakhir, dua hal ini masih datang
bergulir.
Satu
Menerima bahwa ada orang yang sedang ku kecewakan.
Bentuk kekecewaan ini ternyata bisa berupa banyak hal …
dalam sikap yang angkuh, kata menusuk, bahkan menghilang
tanpa ucap.
Dua
Menerima yang dulu tiba dengan senyuman akhirnya pamit dalam
gusar
Dan keadaan tidak bisa diperbaiki semudah menutup mulut anak
dalam dingin dan manisnya eskrim.
Karena sifat manusia dewasa yang (sepertinya) selalu bangga
akan satu hal.
Memperumit urusan.